Yaa Ilahi, Rabbi...
Kutunggu jawaban-Mu di sajadah kalbu
Kusimpan pesona-Mu di relung hatiKusibak tabir-Mu dengan menanggalkan dosa
Kuraih kasih-Mu dengan bertasbih
Semaikan benih-benih cinta,agar Aku dapat menyapa senyum-Mu.
Bukankah setitis air cinta,tidak akan mengurangi keindahan-Mu.
Semaikan benih-benih cinta,agar Aku dapat menyapa senyum-Mu.
Bukankah setitis air cinta,tidak akan mengurangi keindahan-Mu.
Bukankah Aku berhak merasakan kemesraan cinta-Mu...
Jikalau Engkau tolak risalahku,
Kemana lagi kualamatkan goresan tinta,
cinta dan cita-cita ini...
Aku memang petualang cinta,
Aku masih mencari dan belajar memaknai cinta,
Sebagian cintaku, kugadaikan pada yang lain.
Namun, dengan keagungan cinta-Mu.
Bukankah Engkau tidak pernah menolak cinta hamba-Mu.
Terimalah puing-puing cintaku,
Balaslah cintaku dengan mahabbah-Mu.
Yaa Rahman, Yaa Rahim...
Dihadapan-Mu kupejamkan mata batinku,
Tuk menahan rasa malu.
Nuraniku bertanya,
Hadiah apa yang dapat memikat-Mu...?
Hanyalah risalah cinta ini yang dapat kupersembahkan,
Semoga Engkau berkenan menerimanya.
Ya Rahman, Ya Rahim...
Aku memang petualang cinta,
Aku masih mencari dan belajar memaknai cinta,
Sebagian cintaku, kugadaikan pada yang lain.
Namun, dengan keagungan cinta-Mu.
Bukankah Engkau tidak pernah menolak cinta hamba-Mu.
Terimalah puing-puing cintaku,
Balaslah cintaku dengan mahabbah-Mu.
Yaa Rahman, Yaa Rahim...
Dihadapan-Mu kupejamkan mata batinku,
Tuk menahan rasa malu.
Nuraniku bertanya,
Hadiah apa yang dapat memikat-Mu...?
Hanyalah risalah cinta ini yang dapat kupersembahkan,
Semoga Engkau berkenan menerimanya.
Ya Rahman, Ya Rahim...